CHERIA | Pemprov Jawa Barat tengah memproyeksikan Kota Cirebon sebagai destinasi wisata unggulan budaya dan sejarah. Cirebon dinilai punya modal bagus terkait rencana tersebut.
Ragam sejarah dan budaya Cirebon bisa menjadi daya pikat buat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Begitu juga bagi wisatawan muslim yang ingin menikmati wisata halal di Kota Cirebon.
Penasaran dengan wisata bernilai sejarah yang ada di Cirebon, berikut adalah beberapa tempat wisata sarat sejarah yang bisa dijadikan tujuan wisatawan muslim untuk belajar tentang sejarah di Kota Cirebon.
1. Keraton Kasepuhan Cirebon.
Ikon Kota Cirebon adalah Keraton Kasepuhan Cirebon yang merupakan tonggak sejarah di kota tersebut. Apabila anda sedang berkunjunng ke Kota Cirebon, maka tak akan lengkap jika anda belum mengunjungi wisata yang sudah terkenal ini.
Keraton yang berisi dua komplek bangunan bersejarah yaitu Dalem Agung Pakungwati yang didirikan Pangeran Cakrabuana pada tahun 1430 dan komplek keraton Pakungwati yang sekarang disebut Keraton Kasepuhan yang didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 Masehi.
Pangeran Cakrabuana disemayamkan di Dalem Agung Pakungwati, Cirebon. Sebutan Pakungwatii berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Dalam wafatnya di tahun 1549, di Masjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua.
Nama Ratu Dewi Pakungwati diabadikan dan dimuliakan oleh Sunan Gunung Jati sebagai nama keraton, yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang disebut dengan Keraton Kasepuhan. Keraton Kasepuhan merupakan salah satu dari bangunan peninggalan kesultanan Cirebon yang masih terawat dengan baik sampai sekarang.
Di depan Keraton Kasepuhan Cirebon, terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama alun-alun Sangkana Buana yang merupakan tempat latihan para prajurit. Latihan tersebut biasanya diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan dan juga sebagai titik pusat pemerintahan keraton.
2. Masjid Agung Cipta Rasa
Tembok merah berdiri rapi dan kokoh di Kompleks Keraton Kasepuhan. Di dalamnya terdapat bangunan menyerupai bentuk limas dengan 3 tingkat di bagian atapnya. Meski terlihat kuno dan tua, namun bangunan ini tetap tangguh meskipun sudah melewati banyak zaman. Inilah masjid bersejarah di Kota Cirebon, Masjid Sang Cipta Rasa.
Masjid Sang Cipta Rasa dibangun pada zaman Sunan Gunung Jati tahun 1408. Saat itu, Sunan Kalijaga dan Raden Sepat ditugaskan untuk menjadi arsitektur dalam pendirian masjid. Lima ratus pekerja dari Majapahit, Demak, dan Cirebon, dikerahkan untuk menyelesaikan pembangunan yang konon dikerjakan hanya dalam rentang waktu semalam.
3. Keraton Kanoman
Keraton Kanoman didirikan pada tahun 1510 Saka atau 1588 Masehi oleh Sultan Kanoman I yang merupakan keturunan ke-7 dari Sunan Gunung Jati atau Syarief Hidayatullah. Tahun berdirinya tertulis dalam bentuk prasasti yang terdapat pada pintu Pandopa Jinem.
Kesultanan Kanoman lahir dari keinginan Sultan Banten Ki Ageung Tirtayasa yang menobatkan dua orang pangeran dari Putra Panembahan Adining Kusuma (Kerajaan Mataram) untuk memerintah di dua kesultanan.
Pangeran Badriddin Kartawijaya memerintah di Kesultanan Kanoman dan diberi gelar Sultan Anom. Sementara itu, Pangeran Syamsuddin Martawijaya memerintah di Kesultanan Kasepuhan dengan gelar Sultan Sepuh. Di antara keraton-keraton yang lain, Keraton Kanoman bisa dikatakan sebagai pusat peradaban Kesultanan Cirebon.
Di keraton ini, tersimpan peninggalan-peninggalan bersejarah, mulai dari kereta milik keraton, peralatan rumah tangga, hingga senjata-senjata keraton. Salah satu kereta kerajaan yang masih tersimpan di sini adalah Paksi Naga Liman yang berbahan kayu sawo dan dibuat oleh Pangeran Losari pada tahun 1350 Saka atau 1428 Masehi.
Lokasi Keraton Kanoman yang berada di Jalan Winaon, Kampung Kanoman, Kelurahan Lemah Wungkuk, Kecamatan Lemah Wungkuk yang berada tepat di belakang pasar Kanoman. Lokasi tidak terlalu jauh dari Stasiun Kejaksaan Cirebon. Keraton Kanoman Cirebon namanya tidak sepopuler Keraton Kasepuhan, namun keraton ini memiliki daya tarik tersendiri.
4. Taman Sunyaragi
Di tempat peninggalan bersejarah Kasepuhan Cirebon ini, Anda dapat melihat arsitektur goa yang terbuat dari batuan karang dengan bangunan-bangunan pelengkap layaknya taman. Kompleks goa tersebut dikenal sebagai tempat peristirahatan Kasepuhan Cirebon dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang.
Gua Sunyaragi menjadi objek wisata yang sangat menarik, karena arsitekturnya yang unik. Nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya selalu menarik untuk dipelajari. Karena itu pula, Taman Sari Gua Sunyaragi dijadikan tempat menarik bagi para pencinta fotografi.
Taman Sari Goa Sunyaragi memiliki wilayah seluas 1,5 hektar. Di dalam kompleks goa, Anda akan diajak menjelajah dengan cara berjalan kaki. Dari memasuki goa, menelusuri taman hingga menaiki anak tangga bangunan.
Stamina Anda akan diuji ketika berwisata di bangunan cagar budaya ini. Agar tetap bertenaga dan nyaman ketika berwisata di Sunyaragi, bawalah makan dan minuman secukupnya. Setiap sudut-sudut kompleks goa menyimpan cerita-cerita yang siap membawa para wisatawan ke masa lampau.[]