CHERIA | Hai Sobat Cheria! Masih seputar Masjid Al-Aqsa yang tak akan habis bila dibahasnya. Masjid Al-Aqsa adalah situs suci ketiga bagi umat Islam yang terletak di Kota Tua Yerusalem, setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini punya peran penting dalam perjalanan Isra Nabi Muhammad, yaitu perjalanan yang beliau lakukan dalam satu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa. Dari sinilah Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan Mi’raj ke Sidratul Muntaha.
Peristiwa ini adalah salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad, selain Al-Qur’an yang masih kita baca hingga sekarang. Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap Masjid Al-Aqsa ini hanya satu bangunan. Padahal, Masjid Al-Aqsa sebenarnya adalah sebuah kompleks suci yang terdiri dari beberapa masjid di dalamnya. Penasaran kan, masjid-masjid apa saja yang ada di kompleks Masjid Al-Aqsa?
Setelah kita membahas Tour Ziarah Al-Aqsa, mari kita lihat lebih dalam tentang kompleks utama ini. Banyak orang yang hanya mengenal Masjid Al-Aqsa sebagai masjid dengan kubah emas yang megah. Namun, sebenarnya situs suci umat Islam ini adalah sebuah wilayah yang kaya akan berbagai masjid dan bangunan bersejarah. Masing-masing masjid memiliki sejarah dan budaya unik yang bikin tempat ini menarik untuk dikunjungi dan dipelajari.
Yuk, kita ulas tujuh masjid yang terdapat di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa!
1. Masjid Al Qibli (Al-Jami’ al-Aqsha)
Masjid Al-Qibli, yang juga dikenal sebagai Al-Jami’ al-Aqsha, terletak di dekat Baitul Maqdis, di bagian selatan kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Nama Al-Qibli merujuk pada arah kiblat yang mengarah ke Ka’bah, tempat ibadah utama umat Islam di Makkah.
Masjid ini disebut Al-Qibli karena posisinya yang menghadap kiblat pertama, Baitul Maqdis. Salah satu ciri khas Masjid Al-Qibli ialah kubahnya, yang terbuat dari berbagai bahan seperti batu putih, marmer, dan emas. Menara masjid berada di sebelah barat dan dibangun dengan tujuan untuk mengumandangkan adzan bagi umat Islam.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Masjid Al-Qibli pertama kali dibangun oleh Nabi Adam AS, lalu direnovasi oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Namun, pada tahun 586 SM, serangan bangsa Babilonia menghancurkan masjid ini.
Pada 21 Agustus 1969, seorang Yahudi Australia bernama Denis Michael Rohan diduga melakukan pembakaran di Masjid Al-Qibli, yang mengakibatkan kerusakan besar. Renovasi Masjid Al-Qibli dimulai pada tahun 1970 dan selesai pada tahun 1974, dengan dukungan dari pemerintah Yordania dan negara-negara Arab lainnya.
2. Masjid As-Shakhrah (Dome of Rock)
Masjid As-Shakhrah, yang sering disalahartikan sebagai Masjid Al-Aqsa, merupakan salah satu bangunan paling ikonik dengan keindahan corak emas dan biru yang megah. Masjid ini terletak di bagian tenggara kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, dan dikenal juga dengan nama Dome of the Rock atau Kubah Shakhrah. Nama ini diambil dari kubah megah yang menghiasi bagian atasnya, yang menjadi ciri khas bangunan tersebut.
Keunikan Kubah Shakhrah tidak hanya terletak pada arsitektur yang memukau, tetapi juga pada lokasi bangunannya. Masjid ini dibangun di atas batu yang dianggap sakral oleh umat Islam, karena diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Mi’raj menuju Sidratul Muntaha dalam peristiwa Isra dan Mi’raj.
Sebagai bagian dari kompleks Masjid Al-Aqsa, Kubah Shakhrah merupakan salah satu situs bersejarah yang paling penting, baik secara religius maupun arsitektural. Bangunan ini tidak hanya menarik perhatian umat Islam, tetapi juga menjadi pusat perhatian wisatawan dan peneliti sejarah dari seluruh dunia.
Menurut beberapa ahli sejarah, pembangunan awal Kubah Shakhrah diduga dimulai pada masa Nabi Sulaiman AS. Namun, setelah penaklukan Yerusalem oleh pasukan Muslim pada tahun 637 M, Khalifah Umar bin Khattab memulai renovasi besar-besaran atas bangunan ini untuk menjaga kelestariannya. Kubah yang ada saat ini merupakan hasil renovasi lebih lanjut yang dilakukan oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan pada tahun 691 M, menjadikannya salah satu mahakarya arsitektur Islam kuno yang masih bertahan hingga kini.
3. Masjid Al-Marwani
Masjid Al-Marwani terletak di bagian bawah kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, dan dikenal sebagai salah satu masjid terbesar di dunia. Meskipun baru dibuka untuk umum pada tahun 1996, masjid ini sebelumnya hanya dapat diakses oleh umat Islam. Pembukaan ini merupakan langkah penting dalam memperkenalkan keindahan dan sejarah Masjid Al-Marwani kepada khalayak luas.
Sejarah Masjid Al-Marwani sangat kaya dan penuh dengan lapisan sejarah. Menurut beberapa ulama, masjid ini pertama kali dibangun oleh Raja Herodes Agung sekitar tahun 100 SM, menjadikannya salah satu bangunan yang telah berdiri selama ribuan tahun. Namun, setelah penaklukan Yerusalem oleh umat Islam pada tahun 637 M, Khalifah Umar bin Khattab mengambil inisiatif untuk membangun kembali masjid ini, memperkuat pentingnya lokasi tersebut dalam tradisi Islam.
Nama “Masjid Al-Marwani” diambil dari salah satu khalifah Umayyah, Marwan bin Al-Hakam, yang berperan dalam pengembangan dan pelestarian warisan budaya Islam. Masjid ini memiliki berbagai ciri khas yang membuatnya unik. Salah satunya adalah mihrab marmer yang indah, yang dihiasi dengan kaligrafi Arab yang menawan. Kaligrafi ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, tetapi juga mengandung makna spiritual yang dalam.
Ciri khas lainnya dari Masjid Al-Marwani adalah kubah emasnya, yang juga dihiasi dengan kaligrafi Arab. Kubah ini tidak hanya menjadi simbol keindahan arsitektur Islam, tetapi juga berfungsi sebagai titik fokus yang menarik perhatian pengunjung dari jauh.
Masjid Al-Marwani juga memiliki ruang yang luas dan nyaman untuk beribadah, serta dikelilingi oleh atmosfer spiritual yang mendalam. Dengan sejarah yang panjang dan arsitektur yang menawan, Masjid Al-Marwani bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol ketahanan dan pelestarian budaya Islam di Yerusalem. Mengunjungi masjid ini adalah pengalaman yang menyentuh, membawa pengunjung lebih dekat dengan sejarah dan tradisi yang telah ada selama berabad-abad.
4. Masjid Al-Buraq
Masjid Al-Buraq, yang juga dikenal sebagai Masjid Buraq, adalah sebuah masjid kecil yang terletak di sudut barat daya kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Masjid ini memiliki keunikan tersendiri karena sejarah dan peran pentingnya dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Selain itu, arsitektur masjid ini sangat menarik, dengan kubah dan menara yang khas.
Nama “Masjid Al-Buraq” diambil dari kata “buraq,” yang merujuk pada makhluk berkaki empat yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Buraq sering digambarkan sebagai makhluk yang memiliki tubuh putih bersih dan mata yang bersinar terang, menyerupai kuda bersayap, yang mengantarkan Nabi Muhammad dalam perjalanan spiritual yang luar biasa.
Masjid Al-Buraq dibangun pada abad ke-12 M oleh Dinasti Ayyubiyah, meskipun tanggal pasti pembangunannya tidak diketahui. Pada awalnya, masjid ini dirancang untuk menampung peziarah yang datang untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa, menciptakan ruang bagi mereka untuk beribadah dan merenung.
Menurut tradisi Islam, pada malam Isra’ Mi’raj, Malaikat Jibril mengunjungi Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Aqsa. Dalam momen yang penuh makna ini, Malaikat Jibril membawa Nabi Muhammad dalam perjalanan spiritual yang mengesankan menuju Sidratul Muntaha, tempat tertinggi di surga. Selama perjalanan tersebut, Buraq dipercaya ditambatkan di lokasi yang sekarang menjadi Masjid Al-Buraq, menjadikannya tempat yang sangat sakral dan signifikan dalam sejarah Islam.
5. Masjid Al-Magharibah
Di sudut barat daya kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, terdapat Masjid Al-Maghariba, yang juga dikenal sebagai Masjid Maroko. Masjid kecil ini memiliki sejarah panjang dan menarik, menandakan bahwa tempat ini merupakan pusat ibadah utama bagi komunitas Maghribi yang tinggal di Yerusalem.
Nama masjid ini berasal dari istilah Maghribi, yang merujuk kepada orang-orang yang berasal dari wilayah Afrika Utara yang dikenal dengan sebutan Maghribi. Masjid ini didirikan oleh Sultan Suleiman al-Qanuni dari Dinasti Ottoman pada abad ke-16 untuk melayani pelajar dan peziarah dari Maghribi yang mengunjungi Yerusalem.
Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai tanggal pembangunan masjid ini, diperkirakan Masjid Al-Magharibah didirikan oleh Dinasti Ottoman pada abad ke-16 M. Bangunan ini berdiri di atas reruntuhan struktur sebelumnya, yang diyakini merupakan tempat tinggal Khalifah Umar bin Khattab selama masa pemerintahannya.
Proses pembangunan kembali Masjid Al-Magharibah dimulai pada tahun 2010, setelah melalui bertahun-tahun negosiasi antara Israel dan Yordania. Masjid ini dibangun ulang dengan desain yang menyerupai arsitektur masjid yang asal. Masjid yang baru ini diresmikan pada tahun 2019 dan kini melayani peziarah serta penduduk lokal untuk menjalankan ibadah.
Keunikan sejarah dan arsitektur Masjid Al-Magharibah terletak pada gaya arsitektur Ottoman yang khas, lengkap dengan kubah dan menara yang indah. Interior masjid ini juga dihiasi dengan kaligrafi Arab serta motif geometris yang mengagumkan.
6. Masjid Al-Qadim (Double Huldah Gate)
Di sebelah barat masjid terletak Menara Masjid Al-Qadim, yang dibangun untuk mengajak umat Islam melaksanakan shalat. Menara ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk mengumandangkan azan, tetapi juga menjadi simbol kehadiran spiritual di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Nama “Masjid Al-Qadim” berasal dari kata “qadim,” yang berarti tua, dan memang sesuai dengan sejarahnya. Masjid ini merupakan masjid tertua di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang menyimpan banyak kisah dari zaman ke zaman. Sebagian ulama berpendapat bahwa Masjid Al-Qadim pertama kali dibangun oleh Nabi Adam AS, yang menjadikannya sebagai tempat ibadah pertama di bumi. Setelah itu, masjid ini mengalami pembangunan kembali oleh dua nabi besar, yaitu Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, yang menambah nilai historis dan religius bangunan ini.
Sayangnya, pada tahun 586 SM, Masjid Al-Qadim mengalami kehancuran akibat serangan dari pasukan Babilonia, yang menghancurkan banyak bangunan bersejarah di Yerusalem. Meskipun demikian, kisah dan kehadiran Masjid Al-Qadim tetap hidup dalam ingatan umat Muslim sebagai simbol kekuatan iman dan ketahanan spiritual.
7. Masjid An-Nisa
Masjid An-Nisa, yang berarti “Masjid Wanita” dalam bahasa Arab, merupakan salah satu masjid tertua di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Masjid ini dibangun pada abad ke-7 M oleh Khalifah Umar bin Khattab dan dirancang khusus untuk memberikan ruang ibadah bagi wanita.
Pembangunan Masjid An-Nisa dilakukan di atas reruntuhan bangunan yang diyakini merupakan tempat tinggal Aisyah r.a., istri Rasulullah SAW. Meskipun tanggal pasti pembangunannya tidak diketahui, masjid ini telah menjadi simbol penting bagi wanita dalam komunitas Muslim. Sepanjang sejarahnya, Masjid An-Nisa telah mengalami banyak pemulihan dan renovasi, yang mencerminkan dedikasi umat Islam dalam menjaga warisan sejarah dan budaya mereka.
Masjid ini memiliki peran yang signifikan dalam sejarah Islam, menjadi tempat di mana para wanita berkumpul untuk beribadah, belajar agama, dan berdiskusi mengenai berbagai isu sosial dan politik. Dengan lingkungan yang mendukung, Masjid An-Nisa telah memberikan kesempatan bagi wanita untuk terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial, memperkuat peran mereka dalam masyarakat.
Keberadaan Masjid An-Nisa tidak hanya menjadi ruang ibadah, tetapi juga simbol dari kekuatan dan ketahanan wanita Muslim. Masjid ini terus menarik perhatian banyak pengunjung yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah, budaya, dan kontribusi wanita dalam Islam. Melalui peran aktif yang diambil oleh wanita di masjid ini, Masjid An-Nisa menjadi tempat yang penuh makna dan inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Nah itulah 7 masjid yang ada di kompleks Masjid Al-Aqsa, semoga dengan penjelasan di atas bisa menambah wawasan kita seputar kompleks Masjid Al-Aqsa. Bila masih penasaran ingin berziarah ke Masjid Al-Aqsa, Sobat Cheria bisa hubungi Cheria Halal Holiday, agen travel halal yang berpengalaman mengantarkan umat Islam ziarah ke Masjid Al-Aqsa.[]